Skip to main content

Big Bad Wolf 2017 Preview Sale

Event buat para pecinta buku datang lagi di tahun ini dengan membawa lebih banyak buku. Saya pun mendapat kesempatan yang (gak begitu) langka untuk menghadiri preview sale BBW. Preview sale ini diadain satu hari sebelum event dibuka untuk umum (20 April). Ada 2000 tiket VIP yang dibagikan dari beberapa jalur, salah satunya blogger/vlogger. Nah saya dapet dari jalur ini.



Seneng dong ya dapet tiket VIP, apalagi bisa belanja duluan. Tapi apa daya, ekspektasi beda banget sama realita.

Saya udah excited banget buat dateng ke preview sale. Saya sama temen saya pergi bareng dan kita sampai di ICE sekitar pukul 2 siang dan pulang pukul 9 malem. Kita bukan lama nyari buku loh, tapi lama pas ngantri. Saya cuma keliling cari buku inceran selama kurang lebih 2 jam dan sisanya nunggu antrian. Bisa dibayangkan berapa lama kita nunggu cuma buat bayar buku-buku yang dibeli yang jumlahnya gak sampe 10 buku. 




Saya kebanyakan keliling di bagian fiction dan hanya sebentar mampir di non-fiction. Sebenernya saya mau keliling di setiap genre, tapi apa daya antrian yang panjangnya gak ketolongan, mengurungkan niat saya untuk cari-cari lagi.

Kirain dapet tiket VIP lebih enak karena bisa dapet buku-buku yang kepengen duluan biar gak keabisan dan ngantrinya gak banyak, eh taunya. Malahan sepertinya parahan penjualan di preview sale dibandingkan hari pertama untuk umum (*crying*).

Tahun kemarin saya dan temen saya puas banget belanja di BBW, pulang-pulang dengan wajah yang berbinar-binar (kita pergi di hari pertama). Tahun ini kita pulang dengan raut wajah yang kusut. Mungkin hal ini cuma terjadi preview sale. Dilihat dari social media yang ada, suasananya adem-adem aja. Walaupun demikian seharusnya pihak BBW juga telah mempersiapkan acara preview sale-nya dengan matang biar bisa berjalan dengan baik.

Tata letak buku-bukunya pun dibilang sedikit berantakan. Contohnya buku judul A terletak di bagian genre Romance. Ketika saya jalan ke bagian Young Adult, buku A muncul lagi. Jadi buku A itu bisa berada di beberapa tempat yang berbeda. Menurut saya ada baiknya jika buku-buku yang berjudul sama diletakan di tempat yang sama, jangan dipisah-pisah.

Selain itu, waktu saya muter-muter beberapa kali di tempat yang sama, saya menemukan pola penyusunan buku-buku fiction. Contohnya buku karya Kristin Hannah dilabeli F Gen H (Fiction General Hannah). Label ini bisa dilihat di label harga tiap buku (hanya beberapa genre fiction). Karena saya udah tau polanya, yah saya carilah buku yang saya mau, berbekal nama belakang si penulis. Ternyata tetap saja penyusunannya berantakan. 




Ilustrasinya begini: saya lagi cari-cari di bagian F Gen A-D, muncullah buku berlabel F Gen R aka penulis yang punya nama belakang R. D ke R itu jauh banget loh. Jadi si R ini terpisah sendiri dari kawanannya, kan sedih. Penyusunannya udah rapi, tapi saran saya sih jangan diacak-acak. Jadi misalnya penulis A-D di satu tempat, E-H di tempat yang lain. Terus kalau bisa sih di setiap genre (terutama fiction karena saya pecinta genre ini. Hehe.) dilabeli ‘author A-D’ atau yang semacemnya. Kan di setiap tempat ada label General, Romance, dll. Bisa tuh di selipkan di bawah tulisan General-nya kalau di bagian ini khusus penulis yang berinisial A-D. Hal ini juga memudahkan pengunjung untuk lebih cepat mencari buku incaran mereka, terutama yang bergenre fiction. Dan juga kalau kita mau mengembalikan buku yang tidak jadi dibeli, kita bisa mengembalikan ke tempat asalnya.



Borongan jastip?

Masalah yang diributkan bagi para pengunjung di preview sale itu antrian ke kasirnya yang panjangnya bukan main. Kita yang hanya beli buku sedikit harus ikut ngantri sama pembeli yang borong puluhan buku dengan total belanjaan berjuta-juta. Alhasil kita ngantri berjam-jam. Banyak juga yang dari pengunjung batal untuk membayar karena antriannya panjang banget. Ada baiknya kasirnya dibagi-bagi antara pemborong dan pembeli yang hanya membeli sedikit. Belum lagi sistemnya error atau apa. Ada beberapa dari pembeli yang udah di scan buku-bukunya dan udah dimasukkan ke plastik harus di scan ulang karena suatu masalah. Bayangin aja kalau beli banyak dan harus dicek ulang, udah ngabisin berapa banyak waktu.



Selain itu, kasirnya sepertinya kurang dilatih atau kurang paham. Saya beli 3 buku dengan judul berbeda tapi dengan harga yang sama. Kasirnya hanya scan satu buku dan dikali 3. Alhasil ada masalah dan harus minta bantuan. Mereka pun ditegur dan dibilangin setiap buku harus di scan walaupun harga buku sama. Mungkin juga mereka sudah lelah melayani ratusan pembeli dan karena ingin cepat, jadi scan satu dikali 3. Ada juga satu buku yang harga buku di database dengan yang tertera di label harga berbeda. Saya sempet ngintip sedikit, judulnya sama (antara database dan buku yang dibeli) tapi harganya aja yang beda. Jadinya kasir menginput harga dengan manual (sesuai dengan yang tertera di label harga). Hmmm. Gak tau mana harga yang bener.



Banyaknya komplain yang saya baca di IG tentang kelebihan membayar membuat saya cek lagi struknya. Pas dicek ternyata 1 buku gak kebayar. Total belanjaan saya sebenarnya 400K, tetapi satu buku gak dihitung. Jadi saya belanja hanya 325K. Buat ke depannya (terutama pas preview sale karena yang antri pasti rame) kasir-kasirnya lebih teliti lagi.


Kecewa? Yap. Kapok? Maybe. (gak bisa lihat buku murah sih XD)

Dari pengamatan saya di social media, hari perdana pembukaan dan sampai detik saya menulis, tidak ada masalah-masalah yang berat seperti di hari preview sale. Yah baguslah kalau seperti itu.


Saran buat yang mau dateng ke BBW:
  1. Banyak-banyak sabar aja. Apa lagi kalau pas ngantrinya panjang. 
  2. Bawa minum yang cukup dan snack buat ganjel perut kalau laper. Di sana sih ada yang jual makanan, tapi lebih enak bawa sendiri, lebih gampang juga jadinya. 
  3. Siapin list buku yang mau dicari.
  4. Dateng jangan sendirian. Kalau pas antriannya rame, salah satu dari kalian ngantri duluan dan yang lainnya bisa cari buku. Terus ganti-gantian. Yang ini bakalan super capek sih, tapi yaah daripada ngantrinya seperti saya berjam-jam. 


Semoga tahun depan bisa lebih baik dari tahun ini ya BBW.

Keep up the great work!


Comments

Popular posts from this blog

Review: Finale by Becca Fitzpatrick

Judul: Finale Penulis: Becca Fitzpatrick Penerbit: Fantasious Penerjemah: Dina Begum Halaman: 570 halaman ISBN: 978-602-7689-72-5 Genre: Urban Fantasi; Young Adult; Romance Harga: Rp. 89.000 Sinopsis Cinta tak kenal batas akhir… Dalam buku terakhir dari seri Hush, Hush Saga ini Nora dan Patch berpikir masalah mereka sudah selesai. Hank sudah tiada dan seharusnya mereka bisa mengakhiri perselisihan keruh itu. Akan tetapi, sepeninggalan Hank, di luar kehendaknya Nora menjadi pemimpin kaum Nephilim dan harus menyelesaikan sesuatu yang telah dimulai Hank. Itu berarti menghancurkan kaum malaikat terbuang–menghancurkan Patch. Nora tidak akan pernah membiarkan itu terjadi, jadi dia dan Patch membuat rencana: membuat semua orang percaya bahwa mereka sudah putus, dan bergerak dari dalam. Nora akan meyakinkan kaum nephilim bahwa memerangi kaum malaikat terbuang itu salah dan Patch akan mencari semua yang bisa ditemukannya dari kubu lawan. Mereka akan m...

Review: The Good Son (Anak Teladan) - Jeong You-Jeong

Judul : The Good Son (Anak Teladan) Penulis : Jeong You-Jeong Alih Bahasa : Iingliana Desain & Ilustrasi Sampul : Martin Dima Penerbit : Gramedia Pustaka Utama Tebal : 408 halaman Genre : Mystery, Thriller, Suspense Harga : Rp 123.000 Blurb Yu-jin terbangun karena bau darah dan menemukan dirinya berbaring di ranjangnya sendiri dalam keadaan berlumuran darah. Tetapi itu bukan darahnya. Lalu darah siapa? Jawaban untuk pertanyaan itu baru diketahuinya setelah ia menemukan ibunya tergeletak tak bernyawa dengan leher tergorok di tengah genangan darah di kaki tangga apartmen dupleks mereka. Sebagai penderita epilepsi, ingatan Yu-jin sering bermasalah dan ia tidak bisa mengingat apa pun yang terjadi kemarin malam. Hanya suara ibunya yang selalu terngiang-ngiang di telinga. Suara ibunya yang memanggil namanya. Apakah sang ibu memanggilnya untuk meminta tolong? Atau untuk memohon agar Yu-jin tidak membunuhnya? Yu-jin pun berusaha mencari tahu apa yang terjadi, menggali ingatann...

Review: Maybe Someday by Colleen Hoover

Judul: Maybe Someday Penulis: Colleen Hoover Penerbit: Atria Books Tanggal Terbit: 18 Maret 2014 Genre: New Adult; Contemporary Romance Sinopsis At twenty-two years old, aspiring musician Sydney Blake has a great life: She’s in college, working a steady job, in love with her wonderful boyfriend, Hunter, and rooming with her good friend, Tori. But everything changes when she discovers Hunter cheating on her with Tori—and she is left trying to decide what to do next. Sydney becomes captivated by her mysterious neighbor, Ridge Lawson. She can’t take her eyes off him or stop listening to the daily guitar playing he does out on his balcony. She can feel the harmony and vibrations in his music. And there’s something about Sydney that Ridge can’t ignore, either: He seems to have finally found his muse. When their inevitable encounter happens, they soon find themselves needing each other in more ways than one… Review Sebelumnya minta maaf terlebih dahulu kalau review-n...